Siang
ini kami angkatan ITB 2013 mendapat seminar dalam rangkaian acara hari ke-4
OSKM 2013. Seminar kali ini bukanlah seminar yang biasa-biasa saja karena
panitia sengaja mengundang tokoh-tokoh penting dan terkenal sebagai pembicara
dalam seminar ini. Pembicara itu antara lain adalah bapak Gita Wirjawan yang
biasa kita kenal sebagai menteri perdagangan sekaligus ketua umum PBSI. Hadir
juga ibu Tri Mumpuni, beliau adalah seorang lulusan IPB yang menjadi pakar
pembangkit listrik mikro-hidro dan telah mendapat banyak penghargaan atas
jasanya membangun daerah-daerah tertinggal di Indonesia. Selain kedua pakar
tersebut, hadir juga beberapa alumni ITB yang telah sukses dengan komunitas
yang mereka naungi. Tak kalah serunya, acara ini dipandu oleh Maria Selena sebagai
MC, kakak bertubuh seksi dan hot ini adalah seorang alumni SBM ITB sekaligus Putri Indonesia 2011
dan telah mewakili Indonesia di ajang Miss Universe 2012.
Acara
ini seperti seminar pada umumnya dibuka oleh sambutan dari petinggi-petinggi
yang punya gawe atas OSKM 2013. Sambutan pertama seharusnya disampaikan oleh
Ketua OSKM 2013, namun karena beliau tidak bisa hadir maka sambutannya
digantikan oleh Sekjen OSKM 2013, Benito Reyhan. Setelah itu sambutan
dilanjutkan oleh presiden KM ITB, Nyoman Anjani. Sambutan terakhir disampaikan
oleh bapak Kadarsah selaku wakil Rektor dikarenakan bapak Rektor berhalangan
untuk hadir. Setelah sambutan selesai, hadirlah sang moderator nan cantik dan
seksi yaitu Maria Selena.
Singkat
kata Menteri Perdagangan Gita Wirjawan memulai seminarnya. Sebenernya saya juga
gak tau apa yang beliau sampaikan karena saya gak minat dan gak begitu paham
tentang ekonomi -___- . Intinya sih beliau bilang kalo Indonesia punya ekonomi
yang potensial gitu. Kata beliau, Perekonomian Indonesia berada dalam urutan
ke-15 dunia (ini bagus apa nggak ya ? -__- ) Nah, disini katanya mahasiswa
punya peran penting untuk meningkatkan lagi perekonomian Indonesia. Bangsa kita
ini butuh pemimpin yang mengerti kondisi geopolitik dan permintaan rakyat. Selain
itu bangsa Indonesia sendiri harus punya budaya bangga dengan Garuda, jadi jika
memang harus jadi bangsa konsumtif, konsumtiflah terhadap produk local karena
hal itu bakal menguntungkan Negara kita ini sih kalo katanya si Ketua PBSI ini
yang pada awal seminar membanggakan prestasi Tim Bulu Tangkis Indonesia yang
habis dapet piala setelah 6 tahun mandul terus.
Setelah
selesai memberi seminar, Bapak Gita Wirjawan diminta oleh presiden KM ITB untuk
memainkan piano karena katanya si bapak punya bakat musik, dan ternya memang
benar bahwa beliau bisa memainkan jarinya di atas tuts-tuts piano dengan lihai.
Setelah itu acara dilanjutkan dengan penukaran cindera mata antara ITB dengan
Kementrian Perdagangan (CMIIW). Karena bapak Gita Wirjawan menyudahi acaranya beberapa
saat setelah adzan ashar berkumandang di Bumi Ganesha, maka setelah seminar
tahap pertama selesai, panitia langsung memberi break sholat ashar bagi
mahasiswa beragama Islam.
Seminar
Tahap 2 diberikan oleh alumni ITB yang menjadi anggota WANADRI, sebuah
organisasi yang aktif di kegiatan alam bebas. Si alumni yang belakangan
diketahui bernama Indra Hidayat yang merupakan alumni Teknik Mesin ITB ini
menyampaikan bahwa Indonesia merupakan Negara yang sangat perlu dicintai,
Beliau menjelaskan betapa kayanya alam Indonesia dan betapa perlunya kita
berbangga akan hal tersebut. WANADRI sendiri dalam mewujudkan rasa cintanya
terhadap tanah air melakukan berbagai macam ekspedisi yang utamanya memusatkan
kegiatan di ujung batas wilayah Indonesia yang bahkan banyak orang yang belum
mengetahui wilayah – wilayah tersebut berada dimana.
Sesi
ketiga dilanjutkan oleh Tri Mumpuni. Kali ini dia tidak menjelaskan mengenai
proyeknya yaitu pembangkit listrik mikro hidro, namun lebih menekankan kepada
moral dan etika manusia dalam aspek ekonomi yang memakmurkan segala kalangan
masyarakat tanpa pandang bulu. Pada awalnya ibu ini menjelaskan bahwa manusia
harus mempunyai logika dan perasaan yang terhubung oleh jaringan bernama akal
sehat, karena dengan inilah manusia benar-benar bisa menjadi manusia yang
hakiki. Setelah itu beliau menerangkan bahwa sekarang system ekonomi telah
berubah menjadi hal yang tidak manusiawi dikarenakan manusia hanya
memanfaatkannya untuk mencari keuntungan tanpa peduli terhadap masalah
kemanusiaan dan lingkungan yang bakal diakibatkan oleh system tersebut. Hal
seperti ini dapat dikatakan sebagai Animal-Economy. Dalam keadaan seperti ini
sangat dibutuhkan wirausaha social yang membuat usaha bukan sebagai alat
penguruk keuntungan semata, tetapi juga sebagai alat yang bisa mensejahterakan
dan membahagiakan masyarakat di sekitarnya. Karena kebahagiaan hakiki adalah
kebahagiaan yang kita dapat saat kita dapat membahagiakan orang lain tanpa
berpikir tentang untung rugi secara materi.
Sesi
terakhir diisi oleh Kak Saska, seorang alumni Teknik Elektro ITB yang dulunya
merupakan Ketua Umum HME (Himpunan Mahasiswa Elektro). Beliau adalah CEO dari
Riset Indie, suatu organisasi yang mengadakan penelitian dalam bidang
teknologi, ekonomi, social, dan media yang dilakukan secara DIY (Do It
Yourself). Beliau menerangkan berbagai proyek yang telah dilakukannya seperti
proyek polaroid dan animatronik, selain itu beliau juga sedang menggarap proyek
bernama Angkot Day yang akan membuat angkot jurusan Kalapa-Dago gratis untuk 1
hari penuh dan Riset Indie akan menyurvei tanggapan masyarakat tentang hal ini.
Selain menjelaskan tentang Riset Indie, Kak Saska juga menjelaskan hal-hal yang
membuat dia bisa berhasil seperti saat ini dan ITB adalah salah satu factor
terbesarnya.
Setelah
itu sesi pertanyaan diberikan kepada mahasiswa baru ITB, sayangnya saya sudah
sangat ngantuk sehingga tidak menyimak dan seminar pun berakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar