24 Agustus 2013

Resume Seminar OSKM 2013 (M. Abdul Mubdi Bindar, SAPPK 19913209)

Resume Seminar OSKM 2013 Jumat, 23 Agustus 2013

Hari Jumat, 24 Agustus 2013 telah digelar seminar OSKM yang bertemakan kearifan lokal. Seminar
ini menghadirkan pembicara-pembicara berprestasi, di antaranya Menteri Perdagangan Indonesia, Bapak Gita Wirjawan, pengurus WANADRI, Ibu Tri Mumpuni, dan Kak Saska dari Riset Indie. Acara berlangsung dari kira-kira pukul delapan pagi sampai dengan kira-kira pukul 6 sore.

Orasi Pak Menteri berjudul "Mereka yang Membaca Indonesia". Beliau menyampaikan sedikit cerita bagaimana beliau menyemangati tim bulutangkis Indonesia dalam kejuaraan dunia 2013 di Guangzhou, China. Beliau selaku ketua PBSI hanya memberikan empat kalimat kepada atlet-atlet Indonesia yang akan berlaga: "Nasib kita hanya ada di tangan Tuhan Allah. Namun jika kita mau, kita bisa."It depends on how badly you want it, and if you want it, you'll get it". Akhirnya pada pertandingan tersebut Indonesia mengejar ketertinggalan hingga angka 20-20 dan akhirnya Indonesia bisa mencuri poin terakhir dan menjadi juara dunia. Dalam orasi ini beliau menyampaikan banyak sekali fakta angka tentang keadaan ekonomi Indonesia. Pada intinya, Indonesia mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7% asalkan bisa bersaing dengan negara-negara lain seperti Jepang, Korea, maupun India. Bagaimana caranya? Yaitu dengan teknologi. Kita hanya bisa mengejar bangsa-bangsa tersebut melalui pemanfaatan teknologi yang optimal, sehingga ke depannya tidak ada lagi orang Indonesia yang memakai S**sung atau Bla**be*ry untuk ponselnya atau To**ta untuk mobilnya.

Acara dilanjutkan dengan presentasi WANADRI oleh Kak Ilham Fauzi. Judul presentasi beliau adalah "Cinta Tanah Air". Pada presentasi ini beliau menekankan bahwa Indonesia bukanlah negara kepulauan, melainkan negara kelautan yang bertabur pulau. Artinya, negara kita adalah negara bahari, sehingga apabila hasil laut dimanfaatkan seoptimal mungkin kita akan dapat meningkatkan perekonomian kita. Lalu beliau menyampaikan hasil Deklarasi Djuanda yang berperan besar dalam kedaulatan wilayah Indonesia yang meningkatkan luas zona laut Indonesia menjadi tiga kali lipat sejak Indonesia merdeka.

Selanjutnya presentasi dari ibu Tri Mumpuni, beliau telah berjasa menyalurkan listrik ke lebih dari tiga ribu kampung terpencil di Indonesia. Judul presentasi beliau adalah "Integritas dan Kompetensi Alumni ITB untuk Kemandirian dan Kesejahteraan Bangsa". Di sini beliau menekankan konsep akal sehat, yaitu logika yang tajam diikuti dengan nurani yang bersih. Sesuai dengan pepatah: pengetahuan tanpa hati nurani hanya akan menjadi reruntuhan jiwa. Beliau pun menyampaikan pentingnya konsep ekonomi sosial, yaitu ekonomi yang bisa menyejahterakan komunitas-komunitas masyarakat yang sumber daya alamnya diambil.

Yang terakhir adalah Kak Saska dari Riset Indi. Beliau adalah alumnus Teknik Elektro tahun 2001. Beliau adalah pendiri sekaligus CEO dai Riset Indie. Sesuai dengan namanya, Riset Indie adalah organisasi yang melaksanakan riset-riset tentang teknologi, sains, dan sosial yang menurut mereka menarik secara subjektif. Di sini beliau menekankan bahwa kita harus memiliki kontribusi yang nyata bagi--sesuai Salam Ganesha--Tuhan, bangsa, dan almamater. Karena yang hebat adalah bukan karena ITB-nya, melainkan alumni-alumni ITB yang berkontribusi besarlah yang membuat ITB hebat. Riset-riset yang telah dilaksanakan antara lain: Project Polaroid, Project Animatronic, dan sebuah riset sosial, Angkot Day, yang bisa dilihat di angkotday.info

Sekian resume saya, jika ada kritik silakan disampaikan ke abdulmubdibindar@gmail.com. Terima kasih.

"Kami adalah mahasiswa yang akan belajar sampai ke angkasa, namun akan tetap kembali ke tanah untuk mengabdi. Kami bukanlah menara gading, melainkan bagian dari masyarakat"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar