22 Agustus 2013

POLA PIKIR K3 - FLABIANOS IAN CHRISTIAN (STEI)

Sebelum resume ini saya mulai, ada baiknya saya memperkenalkan diri terlebih dulu. Nama saya Flabianos Ian Christian dari fakultas Sekolah Teknik Elektro Informatika – ITB. Biasa dipanggil Ian / Cimeng (bukan karna suka nyimeng). Dari kegiatan kelompok 44 mengenai K3 (Kritis, Kreatif, Konstruktif) kemarin, saya menilai bahwa perlunya pola pikir K3 dalam kehidupan sangatlah penting. Berikut ini adalah hasil resume saya mengenai pola pikir K3.

Mengenai apa saja pola pikir K3 tersebut? Dibawah ini adalah penjelasan secara rinci mengenai pola pikir K3 (Kritis, Kreatif, Konstruktif):
  • Kritis: Kritis adalah mengenai cara kita menilai suatu hal dan berusaha untuk menganalisis kekeliruan dalam hal tersebut. Kita dituntut untuk menjadi pribadi yg kritis, sebab dari realita bangsa ini terlihat banyak hal yg keliru tetapi masih dianggap benar. Namun kekeliruan itu cenderung ditutup-tutupi untuk menguntungkan suatu kelompok tertentu. Krisis ke-kritis-an pun muncul dan orang-orang justru memilih untuk hidup di zona nyaman mereka tanpa mau melakukan gerakan perubahan yg mampu memajukan bangsa ini. Kritis itu sendiri pun tidak dapat dimiliki oleh semua orang begitu saja. Sikap kritis haruslah dilatih secara personal. Niat dan tindakan menjadi 2 aspek yg sangat mempengaruhi seseorang dalam menanamkan sikap kritis dalam hidupnya. Sehingga diperlukanlah orang-orang yg secara tulus memiliki niat dan keinginan untuk membangun bangsa ini.
  • Kreatif: Kreatif adalah suatu cara inovatif dan baru yg dilakukan oleh seorang pribadi dalam menyelesaikan permasalahan. Kreatif bukanlah hal yg diperbaharui dan dimodifikasi dari ide-ide orang lain. Kreatif muncul dari pemikiran seseorang tanpa adanya campur tangan dari pihak lain. Di negeri ini masih banyak pribadi yg memilih ikut-ikutan tanpa adanya niat untuk mencari hal baru. Sikap ikut-ikutan ini sendiri muncul karena adanya kemalasan dari pribadi tersebut. Gengsi dan perasaan takut mampu menurunkan pemikiran kreatif dari seseorang sehingga orang tersebut cenderung memilih mengikuti arus jaman tanpa adanya kemauan untuk melawannya. Semakin terjerumusnya pribadi tersebut dalam arus jaman, maka akan semakin mudah hancur pula kepribadiannya. Sehingga sangat perlu bagi kita untuk merubah kebiasaan lama kita dan mencari hal baru yg ada diluar zona nyaman kita. Generasi penerus bangsa haruslah bisa menyelesaikan masalah dengan cara kita sendiri dan kita jugalah harus mampu menemukan solusi terbaru yg bisa membawa negara ini menjadi lebih maju.
  • Konstruktif: Konstruktif adalah suatu hal yg sifatnya membangun dan dapat dikembangkan untuk ke depannya. Konstruktif merupakan pola pemikiran yg terstruktur dan terorganisir secara rapi agar mudah dan efisien dalam penerapannya. Dalam negeri ini masih banyak hal berantakan dan tidak tersusun dengan rapi. Kekacauan banyak terjadi dan masyarakatlah yg menjadi korbannya. Sehingga dibutuhkanlah orang-orang yg mampu menyusun ide dan rancangan secara baik dan rapi. Sehingga semakin kecil pula kemungkinan gagal yg terjadi. Maka dari itu, sebagai penerus bangsa kita harus mampu menyusun dan mempersiapkan hal-hal dan kebijakan baru yg mampu menjadi pondasi awal berdirinya suatu perubahan yg dapat membawa negeri ini menjadi lebih baik lagi.


Dari hal-hal di atas, saya menyimpulkan bahwa pola pikir K3 (Kreatif, Kritis, Konstruktif) mengarahkan kita untuk mampu menemukan suatu solusi baru yg inovatif dan mampu memperbaiki berbagai kekacauan yg terjadi di negeri ini. Solusi itu pun juga harus dapat mengatasi permasalahan secara tuntas tanpa adanya kemungkinan munculnya permasalahan yg baru, sehingga solusi tersebut menjadi  bermanfaat bagi generasi-generasi penerus kita kelak, sehingga bangsa ini menjadi semakin berkembang dan menjadi lebih baik. Untuk Indonesia!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar