Nama :
Avique Lintangcahya Murtiwardani
NIM/Fakultas :
16713293/FTI
Hari ini, tepatnya pada tanggal 23
Agustus 2013, ITB mengadakan seminar bagi peserta kegiatan OSKM 2013. Dalam
acara ini ITB mendatangkan empat narasumber yang berbeda. Narasumber yang
pertama adalah Bapak Gita Wiryawan, menteri perdagangan Republik Indonesia.
Bapak Gita Wiryawan menyampaikan
materi yang sesuai dengan visi OSKM 2013 yaitu kearifan lokal. Beliau
mengatakan bahwa semangat kemahasiswaan harus berdasarkan kearifan lokal
sehingga dapat memenuhi misi orientasi studi ITB. Beliau mengatakan bahwa
kemerdekaan diri sendiri barulah merupakan kebanggan bagi tiap orang yang
merasakannya. Berusahalah untuk melakukan sesuatu, jangan pantang menyerah.
Beliau memberikan suatu petuah “If you want it, you would get it”, yang artinya
jika kita menginginkan sesuatu, kita akan mendapatkannya. Ini menunjukkan bahwa
jika kita ingin meraih sukses, kita haruslah benar-benar menginginkannya
sehingga kesuksesan itu akan menjadi milik kita, begitu pula dengan hal
lainnya.
Beliau mengatakan, menjadi seorang
pemimpin haruslah memiliki visi yang jelas. Selain itu, seorang pemimpin harus
memiliki unsur demokrasi dan pluralisme yang dapat dikomunikasikan dengan baik.
Seorang pemimpin yang baik dapat menuntun negaranya menuju perekonomian yang
lebih baik pula. Perekonomian yang lebih baik akanlah menuntun negara menuju
pembangunan yang lebih baik pula. Tetapi pembangunan yang baik bukanlah
pembangunan yang menghilangkan adat istiadat atau budaya dan menyia-nyiakan
kearifan lokal bangsanya. Hal ini akan menyebabkan negara tersebut kehilangan
jati dirinya. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda haruslah memiliki
sifat proactive dan dapat menggangnamkan diri. Gangnam itu sendiri memiliki
makna kemahiran teknologi, kesinambungan demokrasi, kekayaan budaya dan
kemajuan ekonomi.
Kesuksesan bangsa dalam kemajuan
ekonomi dapat berasal dari eksportasi budaya tetapi bagi Indonesia hal tersebut
menghadapi banyak tantangan. Tetapi, beberapa tahun ini, perekonomian Indonesia
sudahlah membaik. Hal ini disebabkan realisasi investasi sudah dilakukan
menyebar tidaklah hanya berpusat di pulau Jawa saja. Hal ini yang menyebabkan
negara menjadi semakin satu, mendistribusikan kesejahteraan dan mengurangi rasio
giri atau kesenjangan ekonomi.
Dikarenakan hal-hal tersebut, maka
Indonesia membutuhkan pemimpin yang dapat menjawab semua tantangan yang ada di
negara kita ini yang muncul di setiap zamannya. Geopolitik dan responsif
terhadap permintaan rakyat merupakan bekal yang sangat penting untuk menjadi
seorang pemimpin bangsa. Tekad seorang pemimpin pun harus kuat dan harus pandai
dalam berbangsa dan tentu saja memiliki kearifan lokal yang kuat di dalam
dirinya sendiri.
Narasumber yang kedua adalah Indra
Hidayat. Indra Hidayat merupakan salah satu anggota dari Wanadri, kelompok
pencinta alam yang terbesar di Indonesia. Ia mengajarkan kita tentang topik
mengenai cinta tanah air. Hal ini dapat dimulai dengan mengenal lebih dalam
tentang keadaan negara Indonesia itu sendiri.
Indonesia merupakan negara
kelautan yang terdiri atas berbagai pulau. Pulau di negara Indonesia berjumlah
17.000 pulau. Indonesia merupakan negara kelautan bukan archipelago atau negara
kepulauan. Hal ini dikarenakan 70% negara Indonesia merupakan perairan dan
sisanya merupakan daratan.
Selain itu, Indonesia juga
memiliki bioregional, pesisir, pulau-pulau, sungai, kawasan khas, dan kawasan
medan khatulistiwa. Hal ini dapat menambahkan rasa cinta kita terhadap
Indonesia. Oleh karena itu, sebagai generasi muda, kita haruslah dapat memahami
keadaan Indonesia terlebih dulu, setelah itu, barulah kita mencintai Indonesia
dengan sepenuh hati.
Narasumber yang ketiga adalah ibu
Tri Mumpuni. Ibu Tri Mumpuni menjelaskan tentang integritas dan kompetensi
alumni ITB untuk kemandirian dan kesejahteraan bangsa. Seorang calon pemimpin
haruslah memiliki dua hal penting yaitu pengetahuan atau logika dan perasaan
atau empati. Kedua hal ini sangatlah erat hubungannya, sehingga seorang
pemimpin yang hanya memiliki satu hal saja, tidaklah akan berhasil. Pemimpin
yang memiliki kedua hal tersebut tentu mampu membaca Indonesia dengan baik.
Oleh karena itu, kita sebagai
mahasiswa ITB haruslah memiliki kedua hal tersebut agar kita dapat menjadi
pemimpin bangsa dan dapat mengatur perekonomian negara Indonesia menuju ke arah
yang lebih baik lagi.
Narasumber yang keempat adalah
Saska. Saska merupakan anggota dari sebuah komunitas yang bernama riset indie
atau riset interaktif teknologi. Riset ini merupakan kolaborasi dari berbagai
macam ahli bidang sehingga komunitas ini dapatlah menjadi salah satu komunitas
yang baik.
Riset ini merupakan semacam
penyaluran aktivitas karena sebenarnya setiap anggota riset ini memiliki
pekerjaan tetap. Riset ini dapat dikatakan menjadi sebuah inkubator ide karena
riset ini menyediakan ide-ide yang dapat dikembangkan untuk menjadi sebuah
usaha yang memberikan keuntungan.
Riset ini sudah melakukan berbagai
macam proyek. Yang pertama adalah polaroid. Dalam proyek ini, anggota riset
indie berusaha untuk melestarikan kamera analog atau kamera polaroid sehingga kamera
jenis ini tidaklah punah dan masih ada di tahun-tahun ke depan. Tetapi proyek
ini tidaklah begitu berakhir karena akhirnya mereka mengalami kebangkrutan.
Proyek yang kedua adalah anima
tronik, yaitu sebuah robot yang dicover dengan topeng atau make up effect agar
terlihat mirip dengan makhluk hidup aslinya. Dalam proyek ini riset indie
membuat sebuah alien yang cukup berhasil dan menarik minat banyak orang.
Proyek yang ketiga adalah angkot
day. Angkot Day adalah sebuah hari dimana kita akan pergi menggunakan angkot
yang gratis dan bersikap dengan tertib. Hal ini dilakukan dengan tujuan
mengurangi pemakaian kendaraan pribadi, mereka menganggap jika angkot bersikap
tertib mungkin akan lebih banyak lagi orang-orang yang menggunakan angkot
sebagai sarana transportasi dan kemacetan di Bandung pun akan berkurang.
Proyek-proyek ini tentulah tidak
terlepas dari kolaborasi orang-orang yang berasal dari ahli bidang yang
berbeda. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda, haruslah dapat bersikap
seperti itu. Kita harus dapat berkolaborasi dengan orang lain, janganlah
menjadi seorang generasi muda yang egois dan mementingkan dirinya sendiri.
Dengan berakhirnya penampilan dari
riset indie, seminar pun selesai. Seminar ini dilaksanakan untuk memberikan
motivasi terhadap mahasiswa-mahasiswa ITB agar menjadi calon pemimpin yang
berguna bagi bangsa dan negara. Semangat Indonesia !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar