Narasumber 1: Gita Wiryawan
"Kearifan Lokal"
If you want it, you will get it.
Pada masa Soekarno > kontra revolusionis
Pada masa Soeharto > kontra komunis
Pada masa sekarang > kontra korupsi
Pembangunan ekonomi yang tepat bukan berarti sekaligus menghancurkan budaya tanah air. Untuk itu, dalam pemangunan ekonomi, perlu kita lakukan gangnam yang meliputi:
-kemahiran teknologi
-kesinambungan demokratis
-kekayaan budaya
-kemajuan ekonomi
keempatnya mesti terliput dalam satu wadah, yakni "semangat kebangsaan".
Fakta statistik menunjukkan bahwa realisasi investasi di luar Jawa, dari tahun ke tahunnya semakin meningkat. Pada tahun 2012 saja sudah menjadi 46%, naik empat digit. Artinya sebanyak 54% masih terealisasi di Jawa. Sayangnya, hal ini menunjukkan bahwa proses pemerataan di Indonesia terjadi secara tidak baik. Perlu kiat-kiat yang lebih lagi. Karena hal ini, pada nyatanya bisa menaikkan angka kesejahteraan rakyat lokal.
Di samping itu, ada pula hal yang perlu diperangi karena dianggap menghambat, yakni rasio gini. Belakangan ini, persentasenya meningkat terus, sedangkan yang kita inginkan adalah penurunan. Hal ini sebenarnya dapat dilakukan dengan penanaman modal di luar pulau Jawa, juga aksi industrialisasi.
Terakhir, be a creative garudas. Dengan melek teknologi, serta menjunjung nilai kearifan lokal.
Narasumber 2: Indra Hidayat
"Cinta Tanah Air"
Sadar diri. Sadar lingkungan. Sadar tujuan.
Wanadri beberapa kali giat melakukan ekspedisi, tiada lain dalam rangka mengenal lebih dekat lagi dengan alam Indonesia, yang kegiatannya berpusat pada aksi mendaki.
Fakta. Yang asalnya hanya memiliki jumlah pulau sebanyak 13.000, sekarang bertambah 4.000 buah. Indonesia terdiri dari 34 provinsi, dengan 504 kota/kabupaten tersebar di antaranya. Dan sekitar 70% bagian Indonesia adalah air.
Narasumber 3: Tri Mumpuni
"Integritas dan Kompetensi Alumni ITB untuk Kemandirian dan Kesejahteraan Bangsa"
Manusia diberkahi pengetahuan agar bisa berpikir logika. Lalu manusia diberkati dengan perasaan agar dapat merasakan empati. Keduanya, apabila dilakukan bersama bisa memunculkan apa yang namanya akal sehat. Dan akal sehat dipakai untuk membaca Indonesia dengan baik.
Ekonomi berarti kerja manusia yang mebuat dinamis konsumsi dan investasi, agar pertumbuhan bisa naik. Dan, pertumbuhannya itu sendiri sendiri harus terikat pada nilai optimal untuk kepentingan sejahtera masyarakat lokal, yang sayangnya tidak terjadi saat ini di nusantara. Malah, ekonomi itu hanya berpikir tentang uang individu, tanpa disertai rasa-rasa yang lain, dalam artian individualisme.
Menurut runut sosial enterpreneur, ekonomi yakni suatu keadaan kehidupan jutaan manusia yang melakukan kegiatan yang disukainya.
Dari data yang ada, kesimpulan dapat diambil bahwa sistem ekonomi sekarang tidak manusiawi.
Sumber daya lokal perlu suatuu teknologi manajemen keuangan yang apabila keduanya terealisasi dapat mengembangkan keejahteraan masyarakat lokal itu sendiri. Yang mana tidak hanya sebatas materi pendidikan formal yang kita butuhkan, melainkan pro lingkungan dan masyarakat lokal
Narasumber 4: Saska
"Riset Indie"
Pada prakteknya, Saska sampai saat ini sudah banyak melakukan proyek-proyek yang mendatangkan tidak sedikit manfaat. Dengan ide-idenya yang orisinil dan kreatif, proyek yang dipikulnya selalu saja beda, tidak pernah ada sebelumnya, yang membuat proyeknya itu terkesan keren. Contohnya saja seperti Project Polaroid.
Proyek pertamanya itu diawali dengan membeli kamera-kamera polaroid yag pada saat itu sudah mulai mau punah. Tapi, Saska, cara melihat ancaman punahnya polaroid itu sebagai suatu peluang. Ia yakin, bahwa suatu saat nanti benda tersebut akan dicari banyak orang. Dan, bila barangnya sedikit tapi banyak diminati orang, maka akan ada kecenderungan kalau nilai harga jual kamera itu bakal melesat tinggi ke depannya. Hanya saja, pada prakteknya Saska tidak sukses, dan mengalami gulung tikar, karena pada saat itu ia belum memiliki pengalaman berbisnis. Di samping itu, proyek ini juga sebenarnya punya visi untuk mengenalkan kamera polaroid pada generasi anak cucunya.
Proyek selanjutnya yang banyak menyatukan antara engineering dengan seniman. Nama proyek tersebut adalah proyek alinea. Yaitu aksi pembuatan animatronik untuk hal-hal positif. Teknik pembuatannya diserahkan pada para tukang mesin, untuk selanjutnya diembankan pada seniman untuk membuat fisik penampilannya. Pada dasarnya, animatronik ini adalah sebuah robot yang dimodifikasi sedemikian rupa hingga terlihat seperti sebuah makhluk.
Lalu, proyek yang sedang dilakukannya saat ini bersama rekan-rekannya yaitu Angkot Day. Merujuk pada ekonososial, solusi dari fenomena macet di seantero Bandung. Proyek ini masih berjalan pada fase awal. Angkot yang menjadi objek penelitiannya kali ini masih berjumlah satu, yaitu angkot jurusan Kalapa-Dago. Rencana proyeknya, yang akan dilaksanakan 20 September ini, pertama seluruh angkot Kalapa-Dago ini bakal dicarter seharian. Lalu, siapapun boleh memakai jasa ini gratis. Dengan aksi mencarter ini, otomatis angkot bakal dilarang untuk mengetem atau kegiatan-kegiatan mengganggu lainnya. Sehingga, angkot bakal melakukan perjalanan trayeknya seharian penuh. Setelah itu, akan ada pengambilan testimoni dari para penumpangnya. Hasilnya, testimoni tersebut akan diserahkan pada pihak pemerintah juga pihak-pihak keangkotan. Diharapkan, bahwa angkot-angkot di Bandung ini bakal melakukan sistem ini, sehingga kemacetan bisa ditekan, karena akan ada banyak orang beralih pada angkot sebagai sarana transportasi utama.
24 Agustus 2013
Resume Seminar OSKM ITB 2013 (Agus Muhamad Maulana - SITH-Rekayasa)
Seminar dengan judul Mereka yang Membaca Indonesia pada tanggal 23 Agustus 2013 di ruang Auditorium Sabuga merupakan salah satu rangkain acara dari Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa ITB 2013. Dimana pada kesempatan kali ini mendatangkan 4 narasumber yaitu menteri perdagangan Republik Indonesia, Bapak Gita Wirjawan, selanjutnya ada Wanadri sebagai salah satu kelompok
pencinta alam terbesar di Indonesia, yang diwakili oleh Kak Indra Hidayat, lalu narasumber yang ketiga adalah ibu
Tri Mumpuni, dan yang terakhir ada Kang Saska sebagai perwakilan dari Riset Indie. Seminar ini juga di pandu oleh Kak Maria Selena (Miss Indonesia 2011) sekalu moderator.
Bapak Gita Wirjawan (menteri perdagangan Republik Indonesia) narasumber yang pertama menyapa mahasiswa dengan semangat dan juga sedikit menceritakan pengalaman beliau selaku ketua umum PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) yang meraih 2 mendali emas dalam kompetisi China Open Badminton Championship di Guangzao, China. Pertama beliau menyampaikan semangat kemahasiswaan yang memiliki keterkaitan dengan kearifan lokal yang kini dikembangkan sebagai visi dan misi studi orientasi mahasiswa di ITB. Kemudian beliau juga menyampaikan tentang kondisi perekonomian Nasional dan Internasional, dimana Indonesia sebagai negara dengan perekonomian terbesar di dunia ke 15 dunia yang memiliki potensi besar untuk terus maju membangun perekonomiannya ke arah yang lebih baik. Beliau juga menyampaikan, hal ini dapat dicapai jika para pemimpin Indonesia kelak dapat mengkolaborasikan 4 aspek yaitu kemahiran teknologi, keseimbangan demokrasi, keberagaman budaya, dan kemajuan ekonomi. Indonesia membutuhkan pemimpin yang bisa menjawab tantangan terhadap permintaan rakyat dan mengedepankan nasionalisme dalam konteks Internasional. "Jadilah garuda-garuda yang kreatif, terampil, berteknologi, nasionalis dan menjaga nilai nilai kearifan lokal di dalam dan luar kampus !" beliau kemudian menutup pidatonya dengan kalimat tersebut.
Kak Indra Hidayat (Perwakilan dari Wanadri sebagai salah satu kelompok pencinta alam terbesar di Indonesia) menyampaikan sebuah persentasi dengan judul Cinta Tanah Air. Indonesia memiliki keberagaman budaya yang sangat hebat dan besar, dengan berdirinya kurang lebih 17.000 pulau dengan potensi potensi yang beragam menjadikan Indonesia sebagai negara multikultural dengan basic yang sangat kuat. Beliau menyampaikan bahwa kita harus bisa memaksimalkan potensi potensi dari masing masing pulau ini dengan maksimal agar tercapai tujuan bangsa Indonesia yaang lebih baik.
Narasumber yang ketiga adalah ibu Tri Mumpuni, beliau banyak membahas tentang intergritas dan kompetensi para pemuda yang kelak akan memimpin bangsa ini untuk kemandirian dan kemajuan bangsa yang lebih baik. Beliau menyampaikan betapa pentingnya memiliki keseimbangan dalam berfikir logika dan memiliki empati agar bisa menyeimbangkan antara pemikiran dan perasaan.
Yang terakhir ada Kang Saska dari Riset Idie, Kang Saska merupakan anggota dari komunitas riset indie atau riset interaktif teknologi. Riset ini merupakan kolaborasi dari berbagai macam ahli bidang yang mewadahi ide-ide yang dapat dikembangkan menjadi sebuah usaha yang memberikan keuntungan. Riset Indie juga telah behasil melahirkan banyak penelitian seperti proyek polaroid, proyek animatronik dan yang terbaru adalah proyek angkotday.
Semua narasumber diatas telah memberikan banyak inspirasi di dalam otak dan hati saya agar ikut berperan aktif dalam roda pergerakan bangsa ini ke arah yang lebih baik ! Indonesia bisa ! #UntukIndonesia
Bapak Gita Wirjawan (menteri perdagangan Republik Indonesia) narasumber yang pertama menyapa mahasiswa dengan semangat dan juga sedikit menceritakan pengalaman beliau selaku ketua umum PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) yang meraih 2 mendali emas dalam kompetisi China Open Badminton Championship di Guangzao, China. Pertama beliau menyampaikan semangat kemahasiswaan yang memiliki keterkaitan dengan kearifan lokal yang kini dikembangkan sebagai visi dan misi studi orientasi mahasiswa di ITB. Kemudian beliau juga menyampaikan tentang kondisi perekonomian Nasional dan Internasional, dimana Indonesia sebagai negara dengan perekonomian terbesar di dunia ke 15 dunia yang memiliki potensi besar untuk terus maju membangun perekonomiannya ke arah yang lebih baik. Beliau juga menyampaikan, hal ini dapat dicapai jika para pemimpin Indonesia kelak dapat mengkolaborasikan 4 aspek yaitu kemahiran teknologi, keseimbangan demokrasi, keberagaman budaya, dan kemajuan ekonomi. Indonesia membutuhkan pemimpin yang bisa menjawab tantangan terhadap permintaan rakyat dan mengedepankan nasionalisme dalam konteks Internasional. "Jadilah garuda-garuda yang kreatif, terampil, berteknologi, nasionalis dan menjaga nilai nilai kearifan lokal di dalam dan luar kampus !" beliau kemudian menutup pidatonya dengan kalimat tersebut.
Kak Indra Hidayat (Perwakilan dari Wanadri sebagai salah satu kelompok pencinta alam terbesar di Indonesia) menyampaikan sebuah persentasi dengan judul Cinta Tanah Air. Indonesia memiliki keberagaman budaya yang sangat hebat dan besar, dengan berdirinya kurang lebih 17.000 pulau dengan potensi potensi yang beragam menjadikan Indonesia sebagai negara multikultural dengan basic yang sangat kuat. Beliau menyampaikan bahwa kita harus bisa memaksimalkan potensi potensi dari masing masing pulau ini dengan maksimal agar tercapai tujuan bangsa Indonesia yaang lebih baik.
Narasumber yang ketiga adalah ibu Tri Mumpuni, beliau banyak membahas tentang intergritas dan kompetensi para pemuda yang kelak akan memimpin bangsa ini untuk kemandirian dan kemajuan bangsa yang lebih baik. Beliau menyampaikan betapa pentingnya memiliki keseimbangan dalam berfikir logika dan memiliki empati agar bisa menyeimbangkan antara pemikiran dan perasaan.
Yang terakhir ada Kang Saska dari Riset Idie, Kang Saska merupakan anggota dari komunitas riset indie atau riset interaktif teknologi. Riset ini merupakan kolaborasi dari berbagai macam ahli bidang yang mewadahi ide-ide yang dapat dikembangkan menjadi sebuah usaha yang memberikan keuntungan. Riset Indie juga telah behasil melahirkan banyak penelitian seperti proyek polaroid, proyek animatronik dan yang terbaru adalah proyek angkotday.
Semua narasumber diatas telah memberikan banyak inspirasi di dalam otak dan hati saya agar ikut berperan aktif dalam roda pergerakan bangsa ini ke arah yang lebih baik ! Indonesia bisa ! #UntukIndonesia
Resume Seminar OSKM 2013 (M. Abdul Mubdi Bindar, SAPPK 19913209)
Resume Seminar OSKM 2013 Jumat, 23 Agustus 2013
Hari Jumat, 24 Agustus 2013 telah digelar seminar OSKM yang bertemakan kearifan lokal. Seminar
ini menghadirkan pembicara-pembicara berprestasi, di antaranya Menteri Perdagangan Indonesia, Bapak Gita Wirjawan, pengurus WANADRI, Ibu Tri Mumpuni, dan Kak Saska dari Riset Indie. Acara berlangsung dari kira-kira pukul delapan pagi sampai dengan kira-kira pukul 6 sore.
Orasi Pak Menteri berjudul "Mereka yang Membaca Indonesia". Beliau menyampaikan sedikit cerita bagaimana beliau menyemangati tim bulutangkis Indonesia dalam kejuaraan dunia 2013 di Guangzhou, China. Beliau selaku ketua PBSI hanya memberikan empat kalimat kepada atlet-atlet Indonesia yang akan berlaga: "Nasib kita hanya ada di tangan Tuhan Allah. Namun jika kita mau, kita bisa."It depends on how badly you want it, and if you want it, you'll get it". Akhirnya pada pertandingan tersebut Indonesia mengejar ketertinggalan hingga angka 20-20 dan akhirnya Indonesia bisa mencuri poin terakhir dan menjadi juara dunia. Dalam orasi ini beliau menyampaikan banyak sekali fakta angka tentang keadaan ekonomi Indonesia. Pada intinya, Indonesia mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7% asalkan bisa bersaing dengan negara-negara lain seperti Jepang, Korea, maupun India. Bagaimana caranya? Yaitu dengan teknologi. Kita hanya bisa mengejar bangsa-bangsa tersebut melalui pemanfaatan teknologi yang optimal, sehingga ke depannya tidak ada lagi orang Indonesia yang memakai S**sung atau Bla**be*ry untuk ponselnya atau To**ta untuk mobilnya.
Acara dilanjutkan dengan presentasi WANADRI oleh Kak Ilham Fauzi. Judul presentasi beliau adalah "Cinta Tanah Air". Pada presentasi ini beliau menekankan bahwa Indonesia bukanlah negara kepulauan, melainkan negara kelautan yang bertabur pulau. Artinya, negara kita adalah negara bahari, sehingga apabila hasil laut dimanfaatkan seoptimal mungkin kita akan dapat meningkatkan perekonomian kita. Lalu beliau menyampaikan hasil Deklarasi Djuanda yang berperan besar dalam kedaulatan wilayah Indonesia yang meningkatkan luas zona laut Indonesia menjadi tiga kali lipat sejak Indonesia merdeka.
Selanjutnya presentasi dari ibu Tri Mumpuni, beliau telah berjasa menyalurkan listrik ke lebih dari tiga ribu kampung terpencil di Indonesia. Judul presentasi beliau adalah "Integritas dan Kompetensi Alumni ITB untuk Kemandirian dan Kesejahteraan Bangsa". Di sini beliau menekankan konsep akal sehat, yaitu logika yang tajam diikuti dengan nurani yang bersih. Sesuai dengan pepatah: pengetahuan tanpa hati nurani hanya akan menjadi reruntuhan jiwa. Beliau pun menyampaikan pentingnya konsep ekonomi sosial, yaitu ekonomi yang bisa menyejahterakan komunitas-komunitas masyarakat yang sumber daya alamnya diambil.
Yang terakhir adalah Kak Saska dari Riset Indi. Beliau adalah alumnus Teknik Elektro tahun 2001. Beliau adalah pendiri sekaligus CEO dai Riset Indie. Sesuai dengan namanya, Riset Indie adalah organisasi yang melaksanakan riset-riset tentang teknologi, sains, dan sosial yang menurut mereka menarik secara subjektif. Di sini beliau menekankan bahwa kita harus memiliki kontribusi yang nyata bagi--sesuai Salam Ganesha--Tuhan, bangsa, dan almamater. Karena yang hebat adalah bukan karena ITB-nya, melainkan alumni-alumni ITB yang berkontribusi besarlah yang membuat ITB hebat. Riset-riset yang telah dilaksanakan antara lain: Project Polaroid, Project Animatronic, dan sebuah riset sosial, Angkot Day, yang bisa dilihat di angkotday.info
Sekian resume saya, jika ada kritik silakan disampaikan ke abdulmubdibindar@gmail.com. Terima kasih.
Hari Jumat, 24 Agustus 2013 telah digelar seminar OSKM yang bertemakan kearifan lokal. Seminar
ini menghadirkan pembicara-pembicara berprestasi, di antaranya Menteri Perdagangan Indonesia, Bapak Gita Wirjawan, pengurus WANADRI, Ibu Tri Mumpuni, dan Kak Saska dari Riset Indie. Acara berlangsung dari kira-kira pukul delapan pagi sampai dengan kira-kira pukul 6 sore.
Orasi Pak Menteri berjudul "Mereka yang Membaca Indonesia". Beliau menyampaikan sedikit cerita bagaimana beliau menyemangati tim bulutangkis Indonesia dalam kejuaraan dunia 2013 di Guangzhou, China. Beliau selaku ketua PBSI hanya memberikan empat kalimat kepada atlet-atlet Indonesia yang akan berlaga: "Nasib kita hanya ada di tangan Tuhan Allah. Namun jika kita mau, kita bisa."It depends on how badly you want it, and if you want it, you'll get it". Akhirnya pada pertandingan tersebut Indonesia mengejar ketertinggalan hingga angka 20-20 dan akhirnya Indonesia bisa mencuri poin terakhir dan menjadi juara dunia. Dalam orasi ini beliau menyampaikan banyak sekali fakta angka tentang keadaan ekonomi Indonesia. Pada intinya, Indonesia mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7% asalkan bisa bersaing dengan negara-negara lain seperti Jepang, Korea, maupun India. Bagaimana caranya? Yaitu dengan teknologi. Kita hanya bisa mengejar bangsa-bangsa tersebut melalui pemanfaatan teknologi yang optimal, sehingga ke depannya tidak ada lagi orang Indonesia yang memakai S**sung atau Bla**be*ry untuk ponselnya atau To**ta untuk mobilnya.
Acara dilanjutkan dengan presentasi WANADRI oleh Kak Ilham Fauzi. Judul presentasi beliau adalah "Cinta Tanah Air". Pada presentasi ini beliau menekankan bahwa Indonesia bukanlah negara kepulauan, melainkan negara kelautan yang bertabur pulau. Artinya, negara kita adalah negara bahari, sehingga apabila hasil laut dimanfaatkan seoptimal mungkin kita akan dapat meningkatkan perekonomian kita. Lalu beliau menyampaikan hasil Deklarasi Djuanda yang berperan besar dalam kedaulatan wilayah Indonesia yang meningkatkan luas zona laut Indonesia menjadi tiga kali lipat sejak Indonesia merdeka.
Selanjutnya presentasi dari ibu Tri Mumpuni, beliau telah berjasa menyalurkan listrik ke lebih dari tiga ribu kampung terpencil di Indonesia. Judul presentasi beliau adalah "Integritas dan Kompetensi Alumni ITB untuk Kemandirian dan Kesejahteraan Bangsa". Di sini beliau menekankan konsep akal sehat, yaitu logika yang tajam diikuti dengan nurani yang bersih. Sesuai dengan pepatah: pengetahuan tanpa hati nurani hanya akan menjadi reruntuhan jiwa. Beliau pun menyampaikan pentingnya konsep ekonomi sosial, yaitu ekonomi yang bisa menyejahterakan komunitas-komunitas masyarakat yang sumber daya alamnya diambil.
Yang terakhir adalah Kak Saska dari Riset Indi. Beliau adalah alumnus Teknik Elektro tahun 2001. Beliau adalah pendiri sekaligus CEO dai Riset Indie. Sesuai dengan namanya, Riset Indie adalah organisasi yang melaksanakan riset-riset tentang teknologi, sains, dan sosial yang menurut mereka menarik secara subjektif. Di sini beliau menekankan bahwa kita harus memiliki kontribusi yang nyata bagi--sesuai Salam Ganesha--Tuhan, bangsa, dan almamater. Karena yang hebat adalah bukan karena ITB-nya, melainkan alumni-alumni ITB yang berkontribusi besarlah yang membuat ITB hebat. Riset-riset yang telah dilaksanakan antara lain: Project Polaroid, Project Animatronic, dan sebuah riset sosial, Angkot Day, yang bisa dilihat di angkotday.info
Sekian resume saya, jika ada kritik silakan disampaikan ke abdulmubdibindar@gmail.com. Terima kasih.
"Kami adalah mahasiswa yang akan belajar sampai ke angkasa, namun akan tetap kembali ke tanah untuk mengabdi. Kami bukanlah menara gading, melainkan bagian dari masyarakat"
RESUME SEMINAR OSKM 2013 (Flabianos Ian Christian - STEI)
Oskm hari ini, saya terlambat datang ke lokasi. Sempat saya di suruh berdiri dibelakang terlebih dulu hingga akhirnya saya dikembalikan ke dalam barisan kelompok. Rasanya sih menyenangkan, karna saya sebenarnya memang ingin mendapat hukum. Namun pada akhirnya tidak mendapatkan sama sekali :(
Hari ini kegiatan terbagi menjadi 2 bagian, yaitu pembuatan tulisan #untukindonesia dan seminar. Di bawah ini adalah hasil review saya mengenai kegiatan hari ini:
- OSKM 2013 Untuk Indonesia: Dalam kegiatan ini, kami mendapatkan kegiatan yg melatih kekompakan. Pembuatan tulisan #UntukIndonesia dengan menggunakan 3600an orang sangatlah tidak mudah. Dibutuhkan koordinasi yg sangat baik dan akurat untuk membentuk tulisan #untukindonesia dengan ukuran raksasa. Keberhasilan koordinasi dan kerjasama kami berbuah manis sehingga tulisan tersebut berhasil kami bentuk. Kepuasan tergambarkan dengan cara melakukan body wave bersama 3600an pribadi yg lain. Kegiatan ini sangatlah bermanfaat bagi kami para penerus bangsa. Melihat dari bangsa ini yg kurang kompak satu sama lain. Permusuhan terjadi dimana-mana, sikap kerjasama dan kekeluargaan terasa telah mati pada bangsa ini. Krisis penggerak perubahan melanda negeri ini, orang orang cenderung memilih untuk berdiam diri dan bersembunyi daripada melakukan gebrakan baru yg mampu mempersatukan antar pribadi bangsa ini. Maka dari itu, kita sebagai generasi penerus bangsa haruslah mampu menunjukkan pada dunia bahwa kita bisa mempersatukan semua individu egois menjadi satu untuk Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika.
- Seminar Untuk Indonesia
- Pembicara Gita Wirjawan: Pada kesempatan kali ini, kami mendapatkan materi seminar dari Menteri Perekonomian, bapak Gita Wirjawan. Materi yg beliau berikan berisi tentang pedoman perekonomian Indonesia. Dari hasil pembicaraan beliau, dapat dilihat bahwa perekonomian Indonesia sekarang cenderung menurun dan tertinggal dari bangsa lain yg seharusnya berada di bawah kita. Mental pemalas masih banyak terjadi di negara ini. Kecenderungan untuk mengikuti pola ekonomi yg sudah ada membuat perkembangan perekonomian menjadi terhambat. Ketertinggalan bangsa kita dari Thailand dan Fillipina mengenai perkembangan ekonomi haruslah menjadi suatu penyadar bagi kita untuk semakin termotivasi untuk memperbaiki bangsa ini. Perkataan bapak Gita Wirjawan sangat bermanfaat bagi kami, generasi muda penerus bangsa memang harus tau kenyataan sebenarnya dari negeri ini. Kita harus mampu membawa negeri ini menuju perkembangan ekonomi yg lebih baik lagi. Jangan sampai kita menjadi negara yg tertinggal. Lihat saja dari harga rupiah terhadap dollar yg semakin rendah. Hal ini pastinya menjadi tamparan bagi kita bahwa bangsa kita tengah terpuruk dan kitalah generasi penerus bangsa yg harus memperbaikinya menjadi lebih baik.
- Pembicara Tri Mumpuni: Pada pembicara kali ini, kami mendapatkan suatu kenyataan mengenai kondisi perekonomian di negeri ini. Kondisi perekonomian di negeri ini sangat tidak manusiawi. Yg kaya bertambah kaya, sedangkan yg miskin semakin miskin. Kesenjangan ekonomi terlihat sangat mencolok. Banyak masyarakat yg belum bisa menikmati kehidupan yg layak, kemiskinan masih merajai negeri ini. Kehidupan yg layak menjadi barang yg mahal. Ketidakseimbangan ini pun menjadi suatu cambuk bagi bangsa ini. Pemerintah yg seharusnya mampu mengatasi justru terlihat seperti diam saja tanpa adanya perkembangan yg berpengaruh. Semakin lama ketidakmanusiawian ekonomi masyarakat golongan bawah makin bertambah banyak dan semakin susah pula untuk mengatasinya. Memang benar kita harus bergerak untuk memperbaiki ketidakmanusiawian ini menjadi kondisi yg manusiawi. Tapi, bagaimana caranya kita memperbaiki kondisi ini sedangkan kita sendiri lebih senang untuk tinggal di zona yg semakin nyaman tanpa memperdulikan sesama kita yg lain? Perkembangan ekonomi dan kebutuhan masyarakat golongan atas yg semakin bertambah justru dapat menjadi boomerang bagi masyarakat golongan bawah. Inilah yg menjadi tugas bagi kita generasi penerus bangsa, kita harus mampu mencari solusi tentang cara mengatasi permasalahan ini tanpa harus mengorbankan saudara-saudara kita yg lain lagi. Kita harus cerdas dan terorganisir dalam mengatasinya, sehingga semua golongan dapat merasakan kehidupan yg layak dan harmonis satu sama lain.
- Pembicara WANADRI Pembicara kali ini mengajarkan tentang betapa berharganya negeri kita ini. Kita disadarkan bahwa negeri ini sangat besar dan luas dengan berbagai macam kebudayaan yg ada. Puluhan ribu pulau yg tak dapat dihitung secara pasti merupakan milik kita. Akan tetapi sifat bangsa ini yg cenderung tidak ingin tahu dan mencari tahu kekayaan negeri ini justru menjadi salah satu celah bagi bangsa lain untuk merebut apa yg seharusnya menjadi milik kita. Maka dari itu, kelompok WANADRI berinisiatif bersama dengan penjaga keamanan di negeri ini untuk memasang patok dan penanda bahwa pulau-pulau yg akan direbut itu adalah milik kita. Hal ini pastinya akan berpengaruh besar, tetapi kita juga harus bersikap kritis dan menjaga hal itu. Kita harus mengambil tindakan nyata, memperbanyak wawasan kita, dan mencintai negeri ini. Tanpa adanya rasa cinta terhadap negeri ini, niscaya usaha kita akan sia-sia. Tanpa adanya niat yg nyata, kita tidak akan mampu melindungi negeri ini. Oleh sebab itu, mulailah dari sekarang untuk semakin mencintai negeri ini, jagalah keutuhan dan kekayaan bangsa ini. Sehingga kita dapat menunjukkan pada dunia bahwa bangsa kita kuat dan kaya akan keberagaman yg disatukan dalam satu kesatuan NKRI.
- Pembicara Saska Pembicara yg terakhir ini sangatlah menarik perhatian saya, pembicara ini sangatlah berkarakter. Beliau terlihat professional dalam menyelesaikan berbagai permasalahan dengan caranya sendiri. Ide-ide kreatif beliau sangatlah bermanfaat bagi negeri ini. Sebagai pencetus awal animatronik di Indonesia, beliau seperti mengajak kita untuk menciptakan suatu karya baru yg bermanfaat bagi negeri ini. Kami seperti diajak untuk menjadi pencetus pergerakan baru bagi perkembangan bangsa ini. Walaupun beliau terlihat seperti mahasiswa biasa pada saat berkuliah, namun semangat juang beliau dapatlah kita contoh. Proyek beliau yg lain adalah mengenai film yg dibuat dengan kamera polaroid. Ide kreatif ini sesungguhnya bermanfaat karena dengan memanfaatkan teknologi yg sudah lama, kita dapat menambah wawasan kita mengenai sejarah masa lampau. Kita dapat melihat kembali keberhasilan-keberhasilan pada masa lalu yg sesungguhnya dapat kita perkembangkan untuk memajukan kehidupan pada masa kini. Akan tetapi proyek tersebut terpaksa diberhentikan karena adanya kendala biaya. Memang pada masa ini materi sangatlah diperlukan untuk menentukan suatu keberhasilan solusi. Akan tetapi, sifat individualis manusia yg tidak ingin berbagi untuk menciptakan suatu pergerakan baru telah membatasi ide-ide kreatif yg sesungguhnya dapat membawa bangsa ini kearah perkembangan yg lebih maju dan bermanfaat. Maka dari itu kita janganlah takut untuk mengambil resiko dalam membuat suatu solusi yg baru, kita harus keluar dari zona nyaman kita. Jangan takut untuk menghabiskan materi kita untuk suatu hal yg memang benar-benar bermanfaat untuk bangsa ini. Karena materi dapat dicari, sedangkan solusi hanya ada ketika kita mau berkorban dan mengambil resiko demi perkembangan yg lebih baik. Mulailah dari sekarang untuk mengambil langkah awal menuju perkembangan, jangan takut akan resiko yg ada karena setiap hal pasti ada resikonya. Beranikan diri kita, karena kita pasti yakin bahwa kita mampu membawa negeri ini ke arah yg lebih baik.
Timeline (Tugas Kelompok)
3 Juli 1920 –
Pendirian awal TH (Technische Hoogeschool) te Bandoeng
8 Maret 1942 –
Penutupan TH te Bandoeng
1 April 1944 – TH te Bandoeng dibuka kembali oleh
pemerintah militer Jepang dengan nama Bandung Kogyo daigaku
1945 – Pergantian nama menjadi Sekolah Tingg Teknik
(STT)
1946 – STT dipindahkan ke Yogyakarta, menjadi cikal
bakal Fakultas Teknik Univversitas Gadjah Mada
21 Juni 1946 - NICA mendirikan Universiteit van
Indonesie dengan Faculteit van Technische Wetenschap
6 Oktober 1947 – Faculteit van Excte Wetenschap
berdiri
2 Februari 1950 - Perubahan menjadi Fakultas Teknik
dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam Universitas Indonesia
1955 – Lahirlah Dewan Mahasiswa UI yang menggabungkan
Dewan Mahasiswa UI Bandung
1957 – Deklarasi pembentukan Majelis Mahasiswa
Indonesia (MMI) di Aula Barat
2 Maret 1959 – Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu
Pasti dan Ilmu Alam secara resmi memisahkan diri menjadi Institut Teknologi
Bandung (ITB)
2 November 1960 – Terbentuklah Dewan Mahasiswa ITB
10 Mei 1963 – Muslimin terpilih sebagai Ketua Umum
Dewan Mahasisw ITB
1964 – Pembangunan Masjid Salamn
1965 – Peristiwa Gerakan 30 September, terbentuk
Komite Aksi Pembersihan ITB (KAPI)
Februari 1966 – KAMI Bandung & DM ITB mengirim
200 mahasiswa untuk mahasiswa Jakarta (terdesak terbunuhnya Arief Rahman Hakim)
1968 – Pernyataan menolak adanya wakil-wakil
mahasiswa di DPR
1969 – Advokasi kenaikan SPP mahasiswa
1970 – Dewan Mahasiswa ITB menyerukan slogn back to
campus, pendirian Student Center, Unit-unit
kegiatan bermunculan
6 Oktober 1970 – Insiden antara taruna Akpol dengan
mahasiswa (Rene Louis Conraad)
1971 - Protes DM
ITB terhadap proyek Taman Mini Indonesia Indah
1972 - Protes DM
ITB kepada Bulog yang dianggap tidak becus mengurusi pangan
1973 - Isu utang
luar negeri yang tidak terkendali
1974 – Pertemuan 35 Dewan Mahasiswa se-Indonesia
1974-1976 - Konsolidasi organisasi Dewan Mahasiswa
ITB
1977 – Gerakan anti kebodohan
28 Oktober 1977 –
DM se-Indonesia berkumpul di Bandung untuk menyatakan sikap menolak eksistensi
Soeharto sebagai Presiden Indonesia
16 Januari 1978 –
Apel bersama 2000 mahasiswa ITB
21 Januari dan 9
Februari 1978 - Kampus diserbu dua kali dan diduduki militer 6 bulan lamanya
1979 -
Pembentukan Badan Koordinasi Kemahasiswaan (BKK)
1979-1982 -
Tekanan kuat dari Rektorat untuk membubarkan DM dengan surat ancaman DO untuk
setiap Ketua Umum terpilih
1982 - Dipelopori
oleh 22 Ketua Himpunan dan 44 Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa, Dewan Mahasiswa
ITB akhirnya membubarkan diri
1983 - Demonstrasi
menentang rally mobil
1985 -
Demonstrasi menyambut PM Inggris Margareth Thatcher
1986 -
Demonstrasi menyambut Presiden Francois Mitterand
1987 - Protes
kepada Kedubes Perancis akibat adanya teror kelompok ‘Skinhead’ terhadap
mahasiswa Indonesia
1989 - Longmarch
Bandung-Badega oleh mahasiswa ITB untuk menghalangi buldoser yang akan
mengeksekusi tanah Badega
1990 - Keluar
surat dari Mendikbud Fuad Hasan yang meminta didirikannya SMPT di seluruh
Indonesia
1992 - OSKM
diadakan kembali atas dasar permintaan Rektorat untuk melakukan penyambutan dan
pengenalan kampus bagi mahasiswa baru angkatan 1992
1993 - Referendum
pembentukan Lembaga Sentral Mahasiswa
1994 - Advokasi
terhadap dua fungsionaris HMFT yaitu Yos Alfa dan Melyana (FT’90)
1995 - OSKM’95 berlangsung dengan tema
‘Pahlawan dari Rakyat yang tertindas’
20 Januari 1996 - Kongres, FKHJ dan BKSK
mendeklarasikan berdirinya kembali KM ITB
April 1996 - Deklarasi kesatuan gerakan
mahasiswa Bandung
1996-1997 - Berbagai forum diadakan untuk
mendirikan lembaga sentral mahasiswa antara lain forum TVST, PILT, dan BPI
1998 - FKHJ membentuk Satgas KM ITB untuk
Reformasi yang diketuai oleh Depi Rustiadi (TG’94) dan Widdy (PL’95) sebagai
Sekjen
1999 - Gerakan Lumbung Kota sebagai bentuk kepedulian
mahasiswa akan langkanya barang kebutuhan pokok
Agustus 1999 - Peserta OSKM’99 melakukan aksi
SINDU (Studi dan Implementasi Desa Terpadu) di Cipatat
Oktober 1999 - Kontroversi mengenai kinerja
Kabinet pertama
Februari 2000 - Pertama kali diadakannya
Olimpiade KM ITB dimana HMT keluar sebagai juara umum
Januari 2001 - KM ITB menggulirkan isu
Buloggate dan Bruneigate untuk menjatuhkan Presiden Abdurrahman Wahid, sementara
itu FKHJ mulai menggulirkan isu penggulingan Presiden Sigit
10 Maret 2001 - Dimotori oleh IMG, HIMAFI,
PSIK, Veritas dan Komunitas Ganesha 10, FKHJ melakukan pendudukan terhadap
Sekretariat KM ITB
Agustus 2001 - OSKM kali ini dipimpin Dinar
Maulana (IMG’98)
Oktober 2001 - Pemilu kali ini tercatat dalam
sejarah KM ITB sebagai Pemilu dengan kandidat terbanyak (7 orang). Akbar Hanif
Dawam Abdullah (PN’98) terpilih sebagai Presiden
Desember 2001 - Pertemuan BEM se-Bandung Raya
di kampus ITB
Maret 2002 - Alga Indria (DS’98) menjadi
pemenang pemilu KM ITB
Agustus 2002 - Setelah sekian lama, akhirnya
OSKM dinyatakan legal oleh rektorat, acara Swasta ditiadakan, dan metode
kekerasan diganti dengan metode disiplin
1-2 Februari 2003 - Pertemuan BEM Nasional di
ITB
Maret 2003 - Ahmad Mustofa (TK’99) menjadi
Presiden kelima
Mei 2003 - Aksi longmarch Bandung-Jakarta untuk
memperingati 5 tahun reformasi
Juni 2003 - Aksi penolakan USM-PMBP yang
dianggap sebagai jalan komersialisasi kampus.
Juli 2003 - Aksi 1500 massa BEM Bandung Raya
menuntut turunnya Mega-Hamzah
Agustus 2003 - OSKM diketuai oleh Anwar
Rustanto (HMM’00). Pada acara penutupan terjadi kericuhan antara panitia dengan
swasta akibat insiden mengenai lagu kampus.
Desember 2003 - pembentukan Satuan Tugas
Penyikapan Pemilu RI 2004 yang diketuai oleh Otep Kurnia (MA’99)
Februari 2004 - ITB Fair diadakan pertama
kalinya di kampus ITB dengan tujuan memasyarakatkan teknologi
Maret 2004 - Pemilu KM ITB tercatat sebagai
Pemilu dengan kandidat tersedikit yaitu Anas Hanafiah (EL’00) dan Oskar Pariang
Pakpahan (GM’00)
April 2004 - Aksi pembakaran ban oleh Kabinet
bersama Satgas Pemilu KM ITB akibat pengambilalihan acara ‘Kupas Tuntas’ Capres
RI Amien Rais oleh Rektorat
Juli 2004 - Aksi menolak hasil Pemilu 2004
Agustus 2004 - OSKM kali ini diketuai Goris
Mustaqim (SI’01). Pada saat acara OHU, beberapa mahasiswa melakukan aksi
pembakaran Jas Almamater dan bendera KM ITB sebagai bentuk keprihatinan
terhadap matinya dunia kemahasiswaan
September 2004 - Terdapat beberapa selebaran
yang bertuliskan mengenai permohonan maaf seseorang yang dianggap melakukan
penghinaan agama
Oktober 2004 - KM ITB menginisiasi sebuah acara
besar bertajuk ‘Gema Nusa’ (Gerakan Membangun Nurani Bangsa) di lapangan silang
Monas dengan menghadirkan Presiden RI terpilih Susilo Bambang Yudhoyono
10 Desember 2004 - Kedatangan Dr. Anwar Ibrahim
untuk mengisi seminar “Perkembangan Demokratisasi Di Asia” disambut hangat
mahasiswa ITB
31 Desember 2004 - Aksi peduli bencana tsunami
Aceh bersama BEM Unpad. Aksi ini diadakan saat pergantian tahun 2004 ke 2005
Januari 2005 - Pengiriman relawan ke Aceh
Februari 2005 - Aksi penolakan kenaikan BBM, KM
ITB mengadakan aksi dengan motor sampai ke Lapangan Tegallega
Maret 2005 - Olimpiade ke-III KM ITB dimenangkan
oleh IMG
April 2005 - Muhammad Syaiful Anam (EL’01)
terpilih sebagai Presiden ketujuh
21 Mei 2005 - Launching gerakan ‘Kampus Cerdas’
untuk mengurangi budaya mencontek di mahasiswa ITB
Juni 2005 - Fitrah Dinata terpilih sebagai
Ketua OSKM 2005
17 Agustus 2005 - tepat pada saat peringatan 60
tahun Indonesia Merdeka, KM ITB mengadakan aksi keprihatinan mengenai tingginya
jumlah mahasiwa yang di-DO setiap awal tahun akademik
September 2005 - Keluar surat edaran Wakil
Rektor bidang Kemahasiswaan mengenai pelarangan kaderisasi bagi 2005 yang
disikapi beragam oleh himpunan-himpunan
1 Januari 2006 - ART ITB disahkan oleh MWA
Februari 2006 - Program Keroyok Kampus oleh
Presiden Anam
Maret 2006 - Pemilu kali ini diikuti oleh enam
kandidat yaitu Dwi Arianto Nugroho (TK’02), Andi M. Adiwiarta (GM’02),
Syahfitri (KI’02), Hendrajaya (IF’02), Indira (IL’02), dan Kisko (FI’03)
April 2006 - Dwi Arianto Nugroho memenangkan
pemilu dan menjadi Presiden kedelapan
Mei 2006 - KM ITB menginisiasi gerakan peduli
sampah Kota Bandung
Juni 2006 - Zam Zam Badruzaman (HIMAFI’03)
terpilih sebagai Ketua OSKM 2006
20-21 Agustus 2006 - Kontroversi soal legalitas
OSKM 2006 berakhir dengan terlaksananya OSKM 2006 hanya dalam dua hari
November 2006 - Seminar Nasional yang diisi
oleh Presiden RI ke-3 BJ Habibie menarik perhatian mahasiswa dan masyarakat
Bandung
Januari 2007 - Rangkaian Seminar dan Workshop
“Sekantor” atau Sekolah Anti Korupsi diakhiri dengan perayaan ulang tahun KM ITB
Februari 2007 - Olimpiade ke-IV menghasilkan
MTI sebagai juara umum
Maret 2007 - Pemilu KM ke-8 menghasilkan
Zulkaida Akbar (FI’03) sebagai Presiden
Juni 2007 - Kasus kecelakaan motor pasca
syukuran Kaderisasi KMSR 2006 mengakibatkan turunnya surat ancaman skorsing
bagi Presiden KMSR, Ketua Kaderisasi, dan Ketua Angkatan 2006
Agustus-September 2007 - Rangkaian acara
Penyambutan Mahasiswa Baru (PMB) 2007 yang diketuai Agung Thaufika
(HIMATIKA’04) sukses dalam melakukan pengenalan kehidupan kampus kepada
mahasiswa baru 2007
16 November 2007 - Aksi penolakan terhadap
alumni yang dianggap mencoreng nama almamater oleh Gabungan Aksi Mahasiswa
(GAM) ITB
19-31 Agustus 2013 - OSKM Mahasiswa Baru ITB 2013
19-31 Agustus 2013 - OSKM Mahasiswa Baru ITB 2013
Resume Seminar OSKM 2013 ( Dina Rahma Laila, FTSL)
Salah satu kegiatan OSKM
ITB 2013 pada hari jumat, 23 Agustus 2013 adalah seminar yang bertemakan “
Mereka yang Membaca Indonesia”. Adapun narasumbernya ada 4 orang yang merupakan
tokoh-tokoh hebat, inspiratif dan menarik yaitu Menteri Perdagangan RI, Bapak
Gita Wirjawan, Ibu Tri Mumpuni, Kelompok WANADRI dan Saska dari Riset Indie. Tak
kalah menarik, moderatornya pun langsung dipandu oleh Maria Selena, Puteri Indonesia
2011 yang juga merupakan seorang alumnus Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB.
Untuk narasumber yang pertama yaitu Bapak Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan RI. Tema yang beliau usung pada seminar tersebut adalah kearifan lokal, sesuai dengan visi OSKM ITB 2013. Pada awal pidatonya beliau mengatakan bahwa semangat kemahasiswaan sangat kental dengan kearifan lokal, yang lekat akan perasaan cinta tanah air sehingga nantinya mahasiswa diharapkan dapat menjadi insan yang mandiri tanpa melupakan jati diri bangsanya. Beliau juga memberikan sebuah kutipan, “ If you want it, you will ge it”, jika kamu menginginkan sesuatu maka kamu akan mendapatkannya. Kutipan tersebut mengungkapkan bahwa setiap yang ingin kita impikan ini hendaklah diawali dengan niat, tekad dan semangat yang bulat.
Beliau
juga mengatakan bahwa untuk menjalankan perekonomian di Indonesia, dibutuhkan
pemimpin yang lekat dengan kepentingan rakyatnya. Negara akan sukses apabila
mengedepankan unsur teknologi, demokrasi dan pluralisme. Negara kita juga perlu
proaktif dan perlu menggangnamkan dirinya yang mana gangnam sendiri memiliki
makna mahir berteknologi, demokrasi yang bersinambung, kekayaan akan budaya dan
kemakmuran ekonominya. Apalagi sekarang ini, arus globalisasi semakin
berkembang. Masyarakat ekonomi ASEAN, salah satunya, yang memiliki visi untuk
meliberalisasikan kegiatan ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Visi tersebut
diantaranya mejadikan ASEAN sebagai basis kegiatan ekonomi yang besar dengan pengolektifan
10 negara dalam satu pasar. Dengan tantangan seperti ini, siap tidak siap
negara kita harus siap. Anak bangsa harus mulai berkarya, mencintai produk dan
budaya sendiri hingga suatu saat nanti kita tidak hanya melakukakan eksportasi
manufaktur tapi juga budayanya. Kegigihan yang berlandaskan kearifan lokal
adalah modal utamanya. Menghilangkan kearifan lokal berarti menghilangkan jati
diri bangsanya. Kita harus bisa meng-garuda-kan Indonesia.
Di akhir pidatonya,
beliau mengatakan “We have to be
nationalistic, but at the same time to be internationalist”. “Jadilah garuda yang kreatif, terampil,
berteknologi dengan semangat kebangsaan. Kalian sudah menjadi pemimpin, sebelum
berada di ITB kalian adalah pemimpin di sekolahnya masing-masing. Hingga sampai
di ITB, junjung kearifan lokal di dalam dan luar kampus.”
Narasumber kedua yaitu dari organisasi WANADRI, sebuah organisasi yang bergerak sebagai pecinta alam. Materi yang kali ini disampaikan oleh Indra Hidayat mengusung tema “Cinta Tanah Air”. Indonesia adalah negara bahari dengan 70% luas negaranya adalah lautan. Dengan luas laut sebesar itu, tentu Indonesia memiliki banyak keindahan dan kekayaan bawah laut yang tidak dimiliki negara lain. Indonesia juga merupakan negara kepulauan dengan jumlah mencapai sekitar 17.000 pulau yang tersebar di wilayah nusantara. Negara kita adalah negara dengan pesisir pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Negara kita juga berada di kawasan khatulistiwa, memiliki banyak kawasan karst yang sebagian belum terjamah, memiliki banyak gunung berapi yang tersebar di pulau Sumatera, Jawa hingga Nusa Tenggara. Banyak sekali keindahan alam yang menjadikan negara kita unik. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita sebagai generasi muda memiliki rasa cinta terhadap tanah air.
Narasumber ketiga adalah Ibu Tri Mumpuni. Tema yang beliau angkat adalah “Integritas dan Kompetensi Pemuda untuk Kemandirian dan Kesejahteraan Bangsa”. Mengusung tema tersebut, beliau menjelaskan mengenai integritas dan kompetensi mahasiswa ITB. Mahasiswa ITB harus mampu menyatukan antara logika dengan empati untuk menjadi manusia yang berakal sehat yang mampu membaca Indonesia dengan baik.
Selain itu beliau juga
menjelaskan mengenai aspek ekonomi dan kewirausahaan sosial. Beliau mengatakan
bahwa ekonomi masa kini lebih mementingkan profit
tanpa peduli terhadap kemanusiaan dan lingkungan. Padahal sebenarnya ekonomi
adalah kedaaan kehidupan jutaan orang yang melakukan kegiatan yang disenanginya
sebaik-baiknya sehingga makin baik hasil mereka, makin baik pula ekonomi
mereka. Melihat sistem ekonomi yang tidak manusiawi seperti ini, maka seorang
wirausaha sosial diharapkan bisa mengubah ekonomi menjadi lebih manusiawi.
Narasumber yang keempat adalah Saska, CEO dari Riset Indie, sebuah lembaga penelitian yang bersifat kolektif yang bergerak di ranah teknologi, media, sosial, dan ekonomi. Beberapa project yang pernah ia lakukan bersama timnya yaitu:
1. Project polaroid
2. Project Animatronic, dengan Alinea yang berwujud
alien perempuan sebagai projek animatronik yang pertama di Indonesia.
3. Riset Indie : Angkot day. Sebuah riset yang terinspirasi
dari kemacetan kota bandung yang semakin parah dengan salah satu faktor
penyebanya yaitu angkot. Riset ini nantinya bertujuan untuk menjadikan angkot sebagai
angkutan umum yang aman, tentram, nyaman dan gratis, direncanakan akan
dilakukan pada bulan september dengan mengujicobakan angkot jurusan Kalapa-Dago.
23 Agustus 2013
RESUME SEMINAR OSKM 2013 - MULYA HARDI (FMIPA)
Malam semua. Di malam yang sesunyi ini saya ingin memposting resume dari Seminar OSKM ITB 2013 yang diadakan tanggal 23 Agustus 2013.
Pertama saya akan membuat resume dari seminar yang dinarasumberi oleh Menteri Perdagangan Bapak Gita Surjawan.
Indonesia saat ini membutuhkan pemimpin di bidang perekonomian yang mengerti tentang rakyatnya. Mereka yang ingin menjadi pemimpin harus memiliki visi yang jelas. Siapapun yang ingin memimpin bangsa dan negara ini harus memiliki unsur demokrasi, unsur pluralisme, dan unsur kesejahteraan yang kental dengan pemerataan. Dan semuanya harus bisa diproyeksikan ke komunitas internasional secara apik.
Bangsa Indonesia harus bisa memajukan potensi dan kekayaan daerahnya tanpa menghilangkan adat istiadat daerahnya. Indonesia membutuhkan pemuda-pemuda yang aktif dan memiliki kearifan lokal.
Tahun 2012, realisasi investasi yang terjadi di luar Pulau Jawa terjadi sebanyak 46%. Itu semua menghapus mitos bahwa pertumbuhan ekonomi hanya terjadi di Jakarta. Dan itu semua juga membuktikan bahwa Indonesia memiliki potensi di masing-masing daerahnya yang bisa dimanfaatkan dengan baik.
Indonesia saat ini membutuhkan pemimpin yang bisa menjawab tantangan dan memenuhi apa saja yang diinginkan rakyatnya. Seorang pemimpin harus menjadi panutan bagi rakyat-rakyatnya sebagai insan yang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan. Seorang pemimpin juga harus kreatif, terampil, dan bersemangat kebangsaan.
Yang kedua saya akan membuat resume dari seminar yang dinarasumberi oleh Indra Hidayat, perwakilan dari WANADRI.
Indonesia memiliki luas daratan yang lebih kecil dibanding luas lautannya. Luas daratan Indonesia kurang lebih 1,8 juta kilometer persegi. Sedangkan luas lautannya adalah 3,1 juta kilometer persegi. Maka tidak heran Indonesia disebut negara kepulauan. Namun sebutan negara kepulauan tidak cocok karena laut di Indonesia lebih luas dari daratannya, sehingga Indonesia lebih cocok disebut negara kelautan.
Pasca proklamasi, Indonesia memiliki luas 1,5 juta kilometer persegi. Namun, setelah Deklarasi Djuanda dilaksanakan, Indonesia memiliki luas daerah mencapai 3x lipat lebih luas dari luas Indonesia pasca proklamasi.
Indonesia memiliki 34 provinsi dan 508 kabupaten. Karena banyaknya provinsi dan kabupaten di Indonesia, maka tidaklah heran jika suku bangsa di Indonesia jumlahnya sangat banyak. Bahkan tiap-tiap provinsi memiliki ciri khasnya masing-masing.
Problem-problem yang ada di Indonesia saat ini adalah :
Pertama saya akan membuat resume dari seminar yang dinarasumberi oleh Menteri Perdagangan Bapak Gita Surjawan.
Indonesia saat ini membutuhkan pemimpin di bidang perekonomian yang mengerti tentang rakyatnya. Mereka yang ingin menjadi pemimpin harus memiliki visi yang jelas. Siapapun yang ingin memimpin bangsa dan negara ini harus memiliki unsur demokrasi, unsur pluralisme, dan unsur kesejahteraan yang kental dengan pemerataan. Dan semuanya harus bisa diproyeksikan ke komunitas internasional secara apik.
Bangsa Indonesia harus bisa memajukan potensi dan kekayaan daerahnya tanpa menghilangkan adat istiadat daerahnya. Indonesia membutuhkan pemuda-pemuda yang aktif dan memiliki kearifan lokal.
Tahun 2012, realisasi investasi yang terjadi di luar Pulau Jawa terjadi sebanyak 46%. Itu semua menghapus mitos bahwa pertumbuhan ekonomi hanya terjadi di Jakarta. Dan itu semua juga membuktikan bahwa Indonesia memiliki potensi di masing-masing daerahnya yang bisa dimanfaatkan dengan baik.
Indonesia saat ini membutuhkan pemimpin yang bisa menjawab tantangan dan memenuhi apa saja yang diinginkan rakyatnya. Seorang pemimpin harus menjadi panutan bagi rakyat-rakyatnya sebagai insan yang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan. Seorang pemimpin juga harus kreatif, terampil, dan bersemangat kebangsaan.
Yang kedua saya akan membuat resume dari seminar yang dinarasumberi oleh Indra Hidayat, perwakilan dari WANADRI.
Indonesia memiliki luas daratan yang lebih kecil dibanding luas lautannya. Luas daratan Indonesia kurang lebih 1,8 juta kilometer persegi. Sedangkan luas lautannya adalah 3,1 juta kilometer persegi. Maka tidak heran Indonesia disebut negara kepulauan. Namun sebutan negara kepulauan tidak cocok karena laut di Indonesia lebih luas dari daratannya, sehingga Indonesia lebih cocok disebut negara kelautan.
Pasca proklamasi, Indonesia memiliki luas 1,5 juta kilometer persegi. Namun, setelah Deklarasi Djuanda dilaksanakan, Indonesia memiliki luas daerah mencapai 3x lipat lebih luas dari luas Indonesia pasca proklamasi.
Indonesia memiliki 34 provinsi dan 508 kabupaten. Karena banyaknya provinsi dan kabupaten di Indonesia, maka tidaklah heran jika suku bangsa di Indonesia jumlahnya sangat banyak. Bahkan tiap-tiap provinsi memiliki ciri khasnya masing-masing.
Problem-problem yang ada di Indonesia saat ini adalah :
- Akulturasi dan invasi kebudayaan
- Bencana alam
- Berorientasi pada darat
- Indonesia berbatasan langsung dengan 10 negara sekaligus
Yang ketiga saya akan membuat resume dari seminar yang dinarasumberi oleh Ibu Tri Mumpuni.
Perasaan dan pengetahuan yang dimiliki oleh setiap pemimpin merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan. Jika salah satu dari 2 hal tersebut tidak ada, maka kepemimpinan orang tersebut dipastikan tidak akan berhasil. Pemimpin yang memiliki kedua hal tersebut dipastikan dapat membaca Indonesia dengan baik.
Sistem ekonomi masa kini tidaklah manusiawi. Ekonomi masa kini dijadikan alat untuk mencari keuntungan tanpa peduli terhadap point kemanusiaan dan lingkungan sekitar. Karena itu, untuk mengubah ekonomi menjadi lebih manusiawi, dibutuhkan seorang wirausaha sosial yang tidak banyak bicara dan terus bekerja keras untuk membangun perekonomian yang lebih baik.
Yang keempat saya akan membuat resume dari seminar yang dinarasumberi oleh Kak Saska.
Kak Saska dan kawan-kawannya melakukan banyak riset. Pertama adalah riset pada kamera polaroid. Tujuannya adalah melestarikan kamera polaroid yang pabriknya sudah bangkrut akibat berkurangnya minat pengguna kamera polaroid yang saat ini lebih memilih menggunakan kamera digital. Namun proyek ini gagal karena mengalami kebangkrutan.
Yang kedua adalah robot animatronik. Robot itu merupakan robot yang didesain khusus untuk berpenampilan seperti manusia. Kak Saska berkolaborasi dengan mahasiswa dari fakultas lainnya untuk mendesain robot tersebut. Hasilnya robot tersebut terbilang cukup sukses karena banyak orang yang berminat.
Yang ketiga adalah proyek angkot day. Proyek ini memfokuskan kenyamanan bagi pengguna angkot. Di bulan September nanti (lupa tepatnya tanggal berapa) Kak Saska dan kawan-kawannya akan menjalankan proyek ini selama sehari pada angkot jurusan Kalapa Dago. Di hari tersebut, angkot Kalapa Dago diharapkan bisa melayani penumpang sebaik mungkin.
Jadi, sebagai generasi muda, kita harus bersikap terbuka dengan cara berkolaborasi dengan kawan-kawan kita yang berbeda keterampilan dan keahlian, sehingga mungkin di suatu saat nanti kita bisa menciptakan sesuatu yang kreatif dan lain daripada yang lain karena hasil dari kolaborasi tersebut.
Demikian resume dari Seminar OSKM ITB 2013, mohon maaf kalau banyak salah karena tidak semua narasumber saya perhatikan dengan baik. Dan beberapa dari tulisan saya ada yang saya kutip dari twitter OSKM ITB 2013 di @oskm2013. Terima kasih.
Langganan:
Postingan (Atom)